Pasien di Rumah Karantina COVID-19 Protes Bupati Jombang
BERITA BERITA VIRAL

Pasien di Rumah Karantina COVID-19 Protes Bupati Jombang

Pasien di Rumah Karantina COVID-19 Protes Bupati Jombang

Palapabolalounge – Pasien di Rumah Karantina COVID-19 Protes Bupati Jombang. Video pasien memprotes Bupati Jombang terkait buruknya pelayanan di rumah karantina COVID-19 viral di media sosial.

Para pasien juga mengeluhkan tidak adanya perhatian pemerintah terhadap keluarga yang mereka tinggalkan di rumah. PALAPABOLA

BACA JUGA : Wanita Ngamuk Diminta Pakai Masker di Supermarket

Dalam video ini terlihat seorang pria berjaket merah duduk di kursi sambil berkomunikasi dengan Bupati Jombang Mundjidah Wahab melalui panggilan video.

Pasien yang mengaku bernama Kadir, warga Desa Mundusewu, Kecamatan Bareng, Jombang, ini menyampaikan sejumlah keluhan dan protes keras kepada Mundjidah.

Video ini rupanya di rekam di rumah karantina COVID-19 Tennis Indoor, Jalan Kusuma Bangsa, Desa Jombatan, Kecamatan Jombang.

Rumah karantina tersebut dapat menampung pasien yang reaktif berdasarkan hasil rapid test serta pasien positif Corona tanpa gejala klinis.

“Ada yang anaknya umur 2 tahun tidak ada yang mengurus, ada yang ibunya sakit-sakitan tidak diurus. Jadi, intinya kebutuhan di rumah tidak ada yang memenuhi.

Katanya desa bawa beras, bawa ini, faktanya mana? Ga onok. Mereka mau makan opo? Contoh, ini laki-lakinya semua di sini, anaknya dan istrinya di mana? Makan apa? Wong nggak ada jaminan dari desa.

Ia juga yang menyampaikan terdapat tiga anak-anak yang dikarantina tanpa orang tua mereka. Orang tua ketiga anak usia 2,5, 4, dan 5 tahun itu berada di rumah karena dinyatakan bebas Corona.

“Pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Bu, untuk keluarga yang ditinggalkan tolong sanget. Ini kalau yang dikarantina ada 10, satu orang keluarganya 4, yang mati yang 40 orang, bukan yang 10.

Ia juga memprotes perlakuan terhadap pasien tanpa gejala klinis. Menurut Kadir, banyak orang tanpa gejala (OTG) yang diisolasi di rumah karantina dipecat dari tempat kerjanya.

“Bila perlu, usulannya, kalau memang di suruh tidur di sini berlama-lama, tidak masalah asalkan yang OTG digaji tiap bulan Rp 5 juta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *