BERITA BOLA

4 Alasan Menjagokan Arema FC Juara

PALAPABOLA – 4 Alasan Menjagokan Arema FC Juara BRI Liga 1, Arema FC menjadi salah satu calon kuat juara BRI Liga 1 2021/2022. Ada beberapa alasan mengapa Singo Edan punya kans menjadi juara. Bukan hanya dari sisi teknis, tetapi dukungan non-teknis dari manajemen klub.

Arema FC kini berada di posisi ke-2 klasemen BRI Liga 1. Dendi Santoso dan kawan-kawan mengumpulkan 41 poin dari 20 laga. Hanya terpaut dua poin dari Bhayangkara FC yang menjadi pemuncak klasemen.

Arema FC baru sekali kalah dari 20 laga di BRI Liga 1. Selain itu, sistem pertahanan mereka sangat tangguh. Dari 20 laga, mereka baru kemasukan 13 gol. Bersama Persib Bandung, tim berjulukan Singo Edan ini jadi yang paling sedikit kemasukan.

Namun, hal ini tak di raih dengan mudah. Arema sempat melalui proses sulit di awal musim. Pelatih Eduardo Almeida sempat didesak mundur oleh Aremania.

4 Alasan Menjagokan Arema FC Juara BRI Liga 1, Dan berikut adalah empat alasan mengapa Arema FC layak di jagokan sebagai juara BRI Liga 1 2021/2022.

Dukungan Finansial Manajemen

Kehadiran Presiden Arema, Gilang Widya Pramana membuat suasana tim lebih bagus. Dia memanjakan tim dari segi materi maupun non-materi.

Sejak awal musim, Gilang menjanjikan bonus kemenangan yang lebih besar dari musim-musim sebelumnya. Selain itu, gaji juga tak terlambat.

Hadiah-hadian juga di berikan, ada sepatu Nike Jordan hingga Iphone 13. Mereka juga beberapa kali di undang kumpul bareng di villa milik Gilang di Batu. Tujuannya tentu untuk kekompakan tim.

Perhatian Gilang tak cukup sampai di situ. Setiap kali ada pemain yang ulang tahun, dia selalu memberikan ucapan dan kue. Dia tak pandang bulu. Baik pemain muda maupun senior diberinya.

Hal ini tak pernah terjadi sebelumnya. Manajer ad Interim Arema, Ali Rifki juga sering mendampingi tim dan memberikan hadiah dari kantong pribadinya.

Pelatih Cerdik

Kemampuannya sempat diragukan di awal musim. Namun Almeida bisa membalikan kondisi saat ini. Dia dapat dukungan penuh dari supporter dan manajemen.

Pelatih asal Portugal ini tergolong cerdik. Almeida terbilang cukup kaya strategi dan berani memberikan kesempatan kepada pemain muda.

Padahal dari segi materi pemain, Arema tak sehebat Persib Bandung, Bhayangkara FC atau Bali United. Namun kini dia membuat Singo Edan bisa bersaing dengan tim-tim itu. Ketika lawan tim tangguh, Arema memilih main bertahan dan mengandalkan serangan balik.

Ketika ada pemain yang absen, Almeida bisa membuat performa Arema tetap tangguh. Seperti saat 8 pemain harus menjalani karantina karena gejala COVID-19, Arema bisa menahan PSIS Semarang. Bahkan mereka sempat punya beberapa peluang emas untuk menang.

Tak hanya soal strategi, Almeida juga punya trik membuat timnya tak bisa dimata-matai tim lawan. Dia termasuk pelatih yang pelit bicara kondisi terbaru timnya di media. Begitu juga soal strategi yang disiapkan dan beberapa hal lainnya.

Internal Tim Kompak

Tren positif 17 laga tanpa kekalahan tentu membuat suasana internal Arema lebih kompak.

Ahmad Alfarizi dkk tak diliputi beban atau ketegangan. Meskipun sempat berada di puncak klasemen, mereka tetap nyaman. Itu terekam dalam beberapa video yang di posting Arema di Instagram.

Pemain lokal, senior maupun muda seperti tak ada jarak. Pemain senior seperti Diego Michiels, Dendi Santoso dan lainnya yang menyatukan tim. Kekompakan ini juga didukung sistem seri Liga 1 musim ini.

Pemain lebih banyak bersama dalam hotel berbulan-bulan. Beda dengan kompetisi normal. Mereka hanya satu pekan menjalani laga tandang lalu pulang ke rumah atau mes.

Kedalaman Skuad Bagus

Pada putaran kedua, kedalaman skuat Arema lebih bagus. Tambahan 4 pemain baru berguna untuk tim. Fabiano Beltrame, Sandy Sute, Ryan Kurnia dan Genta Alparedo sudah dapat kesempatan bermain. Mereka bisa berkolaborasi dengan pemain lama Singo Edan.

Sebelumnya, Arema sempat minim pelapis di stoper. Fabiano kini bisa menutupnya. Sedangkan sektor tengah dan depan sudah banyak opsi. Meski tidak banyak pemain mahal atau bintang, secara kualitas bisa dibilang pemain cadangan dan inti mulai rata.

Ini juga tak lepas dari pola yang diterapkan Almeida. Dia tak banyak mengandalkan individu pemainnya. Hanya di lini depan berapa kali Carlos Fortes, Kushedya Hari Yudo seperti dapat kebebasan membawa bola.

Selain mereka, pemain Arema bermain lebih simpel. Mereka seperti tak butuh superstar di lini tengah atau belakang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *