BERITA BERITA BOLA

Unik, Ada Dua Mantan Kapten dalam Tim Arsenal

Unik, Ada Dua Mantan Kapten dalam Tim Arsenal

Riwayat buruk kapten Arsenal dapat dibuktikan dalam skuad yang sekarang. Betapa tidak, saat ini saja ada dua mantan kapten dalam tim Mikel Arteta.

Beberapa hari lalu, Arteta memastikan bahwa Pierre-Emerick Aubameyang tidak lagi menjadi kapten tim. Striker Gabon ini lagi-lagi melakukan tindakan indisipliner yang dianggap merugikan tim.

Aubameyang sudah bermasalah dengan performa sejak musim lalu. Musim ini performanya belum membaik dan dia harus menghadapi masalah di luar lapangan.

Meski sulit, Arteta akhirnya mencopot ban kapten Aubameyang. Keputusan ini lantas menuai beragam reaksi dari fans Arsenal.

Sebelumnya kasus Xhaka
Pencopotan ban kapten Aubameyang jadi berita besar karena sebelumnya Arsenal pernah mengalami masalah yang sama. Sekitar dua tahun lalu, ada Granit Xhaka yang harus kehilangan ban kapten di era Unai Emery.

Xhaka saat itu sempat dianggap sebagai salah satu kapten terbaik Arsenal. Dia punya kualitas-kualitas pemimpin yang memang dibutuhkan Arsenal.

Xhaka tersandung kasus pada November 2019. Saat itu dia ditarik keluar oleh Unai Emery dalam pertandingan kontrak Crystal Palace. Fans Arsenal tampaknya kecewa dengan performa Xhaka, mereka meneriaki dan mengkritik Xhaka selagi dia berjalan keluar lapangan.

Sayangnya, Xhaka kehilangan kontrol dirinya dalam momen itu. Dia membalas cemoohan fans dengan menangkat tangan dan menunjukkan gestur menantang.

Dua mantan kapten
Dengan kasus Xhaka dan Aubameyang, artinya Arsenal sekarang punya dua mantan kapten dalam tim. Tentunya situasi ini unik, biasanya status mantan adalah untuk pemain yang sudah meninggalkan skuad.

Saat ini status kapten sementara dipikul oleh Alexandre Lacazette, meski Arteta menegaskan kerja sama tm jauh lebih penting.

“Saya selalu percaya bahwa kami memiliki sekelompok pemain yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan di ruang ganti dan berkomunikasi dengan staf pelatih, dengan klub,” kata Arteta di Arsenal.com.

“Memang pada akhirnya keputusan itu disalurkan oleh satu pemain, si kapten, tetapi keputusannya tidak dibuat satu orang saja.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *